Sabtu, 23 April 2016

TUGAS AGAMA : BAB 5 ISLAM PADA MASA KEJAYAAN



-Bab 5 Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan-
A.    Peradaban Islam pada Masa Rasulullah SAW
Dalam masa tiga tahun sejak wafatnya Nabi Muhammad saw pada tahun 623 Masehi, pasukan kaum Muslimin yang telah menguasai jazirah Arab. Di bawah pimpinan para khalifah, pemimpin spiritual dan politik yang menggantikan Nabi Muhammad, pasukan Muslim menyebar dengan cepat ke segala arah.

Beberapa hal yang menjadi spirit yang sangat penting dalam meraih sukses kaum Muslimin membangun imperium Islam yang besar selama berabad-abad adalah pendakatan yang rasional, adil, dan manusiawi terhadap peraturan dan pengaturan masyarakat di daerah-daerah yang ditaklukkannya, tidak memaksakan untuk pindah agama bagi penganut agama-agama yang sudah ada, suatu pendekatan yang mencerminkan ajaran-ajaran moral Islam yang berasal dari Al-Quran, sehingga banyak penganut baru agama Islam berlimpah di banyak daerah.

Cepatnya ekspansi wilayah pemerintahan Muslim yang diikuti perpindahan agama secara sukarela dari banyak pengikut Kristen, Yahudi, dan lain-lain menyebabkan kaum Muslimin Arab dihadapkan pada pilihan bagaimana cara dan mengadaptasikan kepercayaan dan pemikiran Islam dengan kepercayaan, pemikiran, budaya, dan filsafat dari wilayah-wilayah yang telah kaum Muslimin taklukkan. Islam telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam peradaban dalam beberapa masa yang puncaknya terjadi pada era Rasulullah saw.

Sejarah perjuangan umat Islam dalam pentas peradaban dunia berlangsung sangat lama sekitar 13 abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah saw di Madinah, Khulafaur Rasyidin, Umayyah, Abbasiyah, sampai tumbangnya kehilafan Turki Utsmani. Masa-masa kejayaan dan puncak keemasan peradaban Islam melahirkan banyak ilmuan muslim berkelas internasional yang telah menghasilkan karya-karya luar biasa dan bermanfaat bagi umat manusia yang terjadi selama kurang lebih 700 tahun. Pada masa tersebut, kendali peradaban dunia berada pada tangan umat Islam. Kita dapat membagi masa dakwah Rasulullah saw menjadi dua periode, yaitu fase Mekkah dan Madinah.

1.      Fase Mekkah
Setiap periode memiliki tahapan-tahapan sendiri dengan kekhususannya masing-masing yang satu berbeda dengan yang lain. Hal ini tampak jelas setelah meneliti berbagai unsur yang menyertai dakwah itu selama dua periode secara mendetail.Fase Mekkah berjalan kira-kira selama tiga belas tahun.
Periode Mekkah dibagi menjadi tiga tahapan dakwah yaitu:
a)      Tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi yang berjalan selama tiga tahun,
b)      Tahapan dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekkah yang dimulai sejak tahun keempat hingga akhir tahun kesepuluh,
c)      Tahapan dakwah di luar Mekkah dan penyebarannya yang dimulai dari tahun kesepuluh hingga hijrah ke Madinah.
2.      Fase Madinah
Fase Madinah berjalan selama sepuluh tahun penuh. Pada periode Mekkah Nabi Muhammad saw belum berhasil meletakkan dasar-dasar Islam karena tidak mendapatkan sambutan dari sebagian besar kaum Quraisy. Tetapi setelah pindah ke Madinah, Nabi Muhammad saw berhasil meletakkan dasar-dasar masyarakat Islam. Rasulullah mendapatkan sambutan yang hangat ketika tiba di Madinah, segera mendapatkan pengikut dan sebagian penduduknya menjadikan Muhammad sebagai pemimpin mereka.
Pada saat itu, penduduk kota Madinah terdiri dari tiga golongan, yaitu:
a)      Penduduk asli, mereka yang membantu kepentingan Nabi Muhammad saw,
b)      Muhajirin, mereka yang hijrah dari Mekkah untuk mencari perlindungan di dalamnya,
c)      Umat Yahudi, mereka yang sedikit demi sedikit dipaksa keluar dari Arab.
Dari golongan pertama dan kedua, Nabi Muhammad saw membentuk pasukannya. Seseudah hijrah, kota Madinah menajdi tempat kelahiran Islam dan tempat berlindung bagi umat Islam dan akhirnya disebut “kota Nabi”.
Kesuksesan Rasulullah saw dalam membangun peradaban Islam yang tiada taranya dalam kurun waktu 23 tahun merupakan rentang waktu kurang dari satu generasi saat Rasulullah saw berhasil memegang kendali kekuasaan atas bangsa-bangsa yang lebih tua peradabannya saat itu khususnya Romawi, Persia dan Mesir. Rasulullah merupakan pemimpin yang luar biasa, beliau membangun peradaban Islam hingga puncak kesuksesannya hanya dalam kurun waktu yang terbilang singkat.
دِينًا الْإِسْلَامَ لَكُمُ وَرَضِيتُ نِعْمَتِي عَلَيْكُمْ وَأَتْمَمْتُ دِينَكُمْ لَكُمْ أَكْمَلْتُ الْيَوْمَ
Artinya: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (Q.S. Al-Maidah ayat 3)
Kesuksesan tersebut membawa Islam menjadi sumber kemajuan peradaban Islam berskala dunia terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, sesungguhnya kemajuan yang dicapai Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam.Islam menciptakan peradaban yang gemilang dengan menciptakan karya-karya teknologi yang mempengaruhi kehidupan dunia sampai saat ini. Dari abad ke-9 sampai ke-12, karya-karya tentang filosofi, sejarah, kedokteran, keagamaan, astronomi, dan geografi lebih banyak ditulis dalam bahasa Arab daripada bahasa lainnya.
B.     Peradaban Islam pada Masa Kini
Kita saat ini hidup di abad modern yang kebetulan dimulai dari Eropa Barat.Namun sesungguhnya bahan-bahan pembentuk kemodernan berasal dari pengalaman hampir seluruh umat manusia dari Cina di Timur sampai Spanyol di Barat.Rentang daerah peradaban umat manusia pra-modern itu berpusat di kawasan Timur Tengah dengan budaya Islamnya membuat peradaban Islam menjadi pemberi paling banyak sumbangan bahan klasik bagi timbulnya abad modern.
Berawal pada abad ke-14, Islam sebagai sebuah imperium mengalami kemunduran dibidang militer, politik, budaya, sebuah kondisi dan kecenderungan yang tidak berubah hinga saat ini.Penaklukkan oleh Turki Seljuk, perang salib, dan perebutan kembali wilayah Spanyol Muslim menimbulkan gejolak dan ketidakstabilan di wilayah Islam yang mengakibatkan hilangnya vitalitas dan tujuan sosial.Setelah abad ke-15 sains dan ilmu pengetahuan di wilayah Muslim menjadi tertutup dari energi yang inovatif dan keberhasilan di bidang ilmu pengetahuan lebih berkembang di Eropa yang telah belajar dari ilmuan-ilmuan Muslim.Antara pertengahan abad ke-18 dan abad ke-20, teknologi, prosedur pendidikan, dan strategi politik yang dikembangkan Barat menjadi kekuatan-kekuatan sosial dan budaya baru yang progresif dan menjadi asing bagi Islam yang semakin kurang dinamis dalam karakter, bentuk, dan tujuan.
Fakta, umat Islam di masa sekarang berada pada salah satu masa terburuknya sejak cahaya Islam muncul di Makkah dan benderang di Madinah.Keadaan umat Islam sekarang lebih buruk daripada masa-masa suram ketika bangsa Mongol menghancurkan Baghdad, membunuh khalifah dan menjadikan jalanan Baghdad basah oleh darah umat Islam.Masa itu memang merupakan masa yang sangat suram bagi umat Islam, namun kondisi umat Islam sekarang lebih buruk dari masa tersebut.
Umat Islam sekarang dengan ‘senang hati’ terlibat dalam aktivitas riba bunga bank, muamalah batil ala asuransi, pakaian setengah telanjang dan pergaulan bebas, sebaliknya mereka ‘anti dan alergi’ terhadap celana cingkrang, wajah yang jenggotan, muslimah yang berjilbab (baju kurung) dan berkerudung menutupi seluruh auratnya, mirip teroris kata mereka.

TUGAS AGAMA : BAB 4 KHUTBAH, TABLIG, DAN DAKWAH



-Bab 4 Khutbah, Tablig, Dan Dakwah Dimasyarakat-
A.    Pengertian Khutbah, Tabligh, dan Dakwah
Makna khutbah, tabligh, dan dakwah hampir sama, yaitu menyampaikan pesan kepada orang lain. Secara etimologi (lugawi/bahasa), makna ketiganya dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Khutbah berasal dari kata :
bermakna memberi nasihat dalam kegiatan ibadah seperti; ṡalat (ṡalat Jumat, Idul Fitri, Idul Adha, Istisqo, Kusuf), wukuf, dan nikah. Menurut istilah, khutbah berarti kegiatan ceramah kepada sejumlah orang Islam dengan syarat dan rukun tertentu yang berkaitan langsung dengan keabsahan atau kesunahan ibadah. Khutbah diawali dengan hamdallah, salawat, wasiat taqwa, dan doa.
2.      Tabligh berasal dari kata :
ang berarti menyampaikan, memberitahukan dengan lisan. Menurut istilah, tabl³g adalah kegiatan menyampaikan ‘pesan’ Allah Swt. secara lisan kepada satu orang Islam atau lebih untuk diketahui dan diamalkan isinya.
3.      Dakwah berasal dari kata :
yang berarti memanggil, menyeru, mengajak pada sesuatu hal. Menurut istilah, dakwah adalah kegiatan mengajak orang lain, seseorang atau lebih ke jalan Allah Swt. secara lisan atau perbuatan. Di sini dikenal adanya da’wah billisān dan da’wah bilhāl.

B.     Pentingnya Khutbah, Tabligh, dan Dakwah
1.      Pentingnya Khutbah
Khutbah masuk pada aktivitas ibadah. Maka, khutbah tidak mungkin bisa ditinggalkan karena akan membatalkan rangkaian aktivitas ibadah. Contoh, apabila ṡalat Jumat tidak ada khutbahnya, ṡalat Jumat tidak sah. Apabila wukuf di Arafah tidak ada khutbahnya, wukufnya tidak sah. Sesungguhnya, khutbah merupakan kesempatan yang sangat besar untuk berdakwah dan membimbing manusia menuju ke-riḍa-an Allah Swt.


2.      Pentingnya Tabligh
Salah satu sifat wajib bagi rasul adalah tabligh, yakni menyampaikan wahyu dari Allah Swt. kepada umatnya. Setiap orang yang mengetahui kemungkaran yang terjadi di hadapannya, ia wajib mencegahnya atau menghentikannya, baik dengan tangannya (kekuasaanya), mulutnya (nasihat), atau dengan hatinya (bahwa ia tidak ikut dalam kemungkaran tersebut).
3.      Pentingnya Dakwah
Salah satu kewajiban umat Islam adalah berdakwah. Sebagian ulama ada yang menyebut berdakwah itu hukumnya farḍu kifayah (kewajiban kolektif), sebagian lainnya menyatakan farḍu ain. Setiap dakwah hendaknya bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat dan mendapat riḍa dari Allah Swt.

C.    Ketentuan Khutbah, Tabligh, dan Dakwah
1.      Ketentuan Khutbah
a.       Syarat khatib
1)      Islam
2)      Ballig
3)      Berakal sehat
4)      Mengetahui ilmu agama
b.      Syarat dua khutbah
1)      Khutbah dilaksanakan sesudah masuk waktu dhuhur
2)      Khatib duduk di antara dua khutbah
3)      Khutbah diucapkan dengan suara yang keras dan jelas
4)      Tertib
c.       Rukun khutbah
1)      Membaca hamdallah
2)      Membaca syahadatain
3)      Membaca shalawat
4)      Berwasiat taqwa
5)      Membaca ayat al-Qur’ān pada salah satu khutbah
6)      Berdoa pada khutbah kedua
d.      Sunah khutbah
1)      Khatib berdiri ketika khutbah
2)      Mengawali khutbah dengan memberi salam
3)      Khutbah hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak terlalu panjang
4)      Khatib menghadap jamaah ketika khutbah
5)      Menertibkan rukun khutbah
6)      Membaca surat al-Ikhlās ketika duduk di antara dua khutbah
e.       Keterangan:
-          Pada prinsipnya ketentuan dan tata cara khutbah, baik ṡalat Jumat, Idul Fitri, Idul Adha, ṡalat khusuf, dan ṡalat khusuf sama. Perbedaannya terletak pada waktu pelaksanaannya, yaitu dilaksanakan setelah ṡalat dan diawali dengan takbir.
-          Khutbah wukuf adalah khutbah yang dilaksanakan pada saat wukuf di Arafah. Khutbah wukuf salah satu rukun wukuf setelah melaksanakan ṡalat zuhur dan ashar di-qaṡar. Khutbah wukuf hampir sama dengan khutbah Jumat. Perbedaannya terletak pada waktu pelaksanaan, yakni dilaksanakan ketika wukuf di Arafah.
2.      Ketentuan Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Orang yang menyampaikan disebut muballig. Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyampaikan ajaran Islam. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Syarat muballig
1)      Islam,
2)      Balligh,
3)      Berakal,
4)      Mendalami ajaran Islam.
b.      Etika dalam menyampaikan tabligh
1)      Bersikap lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak.
2)      Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
3)      Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan bersama.
4)      Materi dakwah yang disampaikan harus mempunyai dasar hukum yang kuat dan jelas sumbernya.
5)      Menyampaikan dengan ikhlas dan sabar, sesuai dengan kondisi, psikologis dan sosiologis para pendengarnya atau penerimanya.
6)      Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, merusak, berselisih, dan mencari-cari kesalahan orang lain.
3.      Ketentuan Dakwah
Dakwah artinya mengajak. Orang yang melaksanakan dakwah disebut da’i. Ada dua cara berdakwah, yaitu dengan lisan (da’wah billisān) dan dengan perbuatan (da’wah bilhāl). Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam berdakwah adalah seperti berikut.
a.       Syarat da’i
1)      Islam,
2)      Balligh,
3)      Berakal,
4)      Mendalami ajaran Islam.
b.      Etika dalam berdakwah:
1)      Dakwah dilaksanakan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas dan sikap yang bijaksana.
2)      Dakwah dilakukan dengan mauiẓatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara persuasif (tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran).
3)      Dakwah dilaksanakan dengan memberi contoh yang baik (uswatun hasanah).
4)      Dakwah dilakukan dengan mujādalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang berjalan secara dinamis dan santun serta menghargai pendapat orang lain.

RMK 3 (BANK DAN LEMBAGA LAINNYA) - Otoritas Jasa Keuangan/OJK

OTORITAS JASA KEUANGAN Artikel Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ringkasan Mata Kuliah III Dosen Pembimbing : Khresna Bayu San...